KATA PENGANTAR
Allhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya yang berjudul
Budidaya Terong
Kami
menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.
Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah wawasan kita
Cimanggu,Oktpber 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Persiapan lahan....................................................................................................... 3
B. Persiapan pembibitan............................................................................................. 4
C. Penanaman.............................................................................................................. 5
D. Perempelan dan pengikatan tanaman.................................................................. 6
E. Pemupukan susulan................................................................................................ 7
F. Pengendalian Hama Penyakit Terong.................................................................... 7
G. Panen....................................................................................................................... 11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kebutuhan
pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya adalah buah terung yang
dikonsumsi sebagai sayur. Terung sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua
kalangan dari berbagai daerah di Indonesia mengkonsumsi buah ini. Dari catatan
sejarah, daerah/Negara sebagai asal tanaman terung terletak di Asia, yakni
India dan Birma. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung mulanya
hanya tumbuh liar. Namun kemudian setelah diketahui rasanya enak dan bermanfaat
terung kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di Afrika juga
ditemukanplasma nutfah(sumber genetik) tanaman terung. Salah satunya adalah
engkol (solanum marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman terung merupakan
tanaman asli daerah tropis.
Suatu
bentuk usaha yang memberikan hasil dan memberikan manfaat (guna) dari tumbuhan
yang buahnya dapat disayur atau dimakan mentah dimana bentuk buahnya bervariasi
dari bulat panjang, bulat telur ataupun bulat pendek warna buah terung itu
sendiri bervariasi dari putih kehijau-hijauan, hijau putih dan ungu.
Tanaman
terung termasuk tanaman buah sayur berumur pendek (semusim), yang berbentuk
semak perdu (herba). Tumbuhnya pendek dengan tinggi sekitar 50-150cm atau
lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Dalam ilmu Botani (tumbuhan), tanaman
buah terung diklasifikasikan ke dalam:
Divisi:Spernatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi:Angiospermae (biji berada
didalam buah)
Kelas:Dicotyledonae (biji belah atau
berkeping dua)
Ordo (bangsa) :Tubiflorae
Famili (suku):Solanacae
Genus (marga):Solanum
Spesies:Solanum mangolea L
Hal-hal yang membuat budidaya terung kurang
berkembang yaitu :
1. Benihnya masih banyak diimpor dari luar nengeri yang daya
kecambahnya kurangdan harganya mahal.
2. Masih ada beberapa varietas yang kurang tahan panas.
3. Semua varietas banyak diserang hama busuk buah
Sementara
itu prospek pengembangan usaha tanaman terung bernilai tinggi, karena selain
mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula. Tanaman
terung juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan (money maker).
Pengenbangan budidaya tanaman terung tentu saja dapat mendukung upaya petani
dalam memperoleh hasil secara ekonomi yang memuaskan, pengembangan argo bisnis,
peningkatan gizi masyarakat, perluasan tenaga kerja, serta peningkatan
pendapata Negara dari pembatasan impor dan memacu pertumbuhan ekspor. Wilayah
tropis di Indonesi merupakan keunggulan komperatif.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1 Apa saja manfaat dari buah terung?
2 Bagaimana cara membudidayakan terung?
3. Bagaimana Pengolahan lahan tanaman
terong?
4. Bagaimana Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Terong?
C.Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui manfaat
dari buah terung
2. Untuk Mengetahui cara
membudidayakan terung
3. Untuk Mengetahui Pengolahan
lahan tanaman terong
4. Untuk Mengetahui
Pengendalian Hama dan Penyakit
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman terong
atau dalam bahasa latin Solanum melongena merupakan tanaman yang tumbuh di
daerah tropis. Budidaya terong sebenarnya tidak terlamapu susah, yang
dibutuhkan hanya niat dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.
Tanaman terung tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan
kisaran pH 5-6. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang
pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat ditanamitanaman terungantara
1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18-25OC.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tananam terong
1.Persiapan lahan
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah,
Pembuatan bedengan kasar denganlebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar
parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP
(Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberianpupuk kandangyang
sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk
NPK 15-15-15sebanyqak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan
pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan
tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam
dengan jarak tanam ideal untuk musim
kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x
60 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir.
2.Persiapan pembibitan
Pada persiapan
pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang
masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah,
10liter pupuk kandang, dan 150 g NPKhalus. Media campuran dimasukkan ke dalam
polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat
perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga
menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan
penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru
kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup
dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari
menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman.
Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotandengan
fungisida berbahan aktifsimoksanil dan
insektisida berbahan aktifimidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai)
dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun
sejati siap untuk pindah tanam ke lahan
3. Penanaman
Benih yang telah disemai selama
25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang tanam yang telah
disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya
atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan
untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan
untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit
yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm
kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar
lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan
hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
*.Waktu tanam yang baik musim
kering, dan air tersedia
*.Pilih bibit yang tumbuh subur
dan normal
*.Tanam bibit di lubang tanam
secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
*.Siram lubang tanam yang telah
ditanami hingga cukup basah (lembab)
4.Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu.
Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan
pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh terhadap pengendalian hama
penyakit.
5.Perempelan dan pengikatan tanaman
Perempelan
tunas sampingpada tanaman terongdilakukan sampai dengan pembentukan cabang,
baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang
utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang
produktif, dimana cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya
bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di
ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang
produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga
menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas
dibawah cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan
mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk
tanaman telah menutupi seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah
tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada
daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
6.Sanitasi lahan dan pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya
terongmeliputi : pengendalian gulma atau rumput, pengendalian air saat
musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan
tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau
pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu
tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
7.Pemupukan susulan
Pupukyang digunakan pada pemupukansusulan meliputi pupuk akar
dan pupuk daun. Pupuk akardiberikan dengan cara pengocoranyaitu saat tanaman
berumur 15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt
air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya
4kg NPK15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan
masing-masing tanaman diberikan 200ml.
Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK15-15-15 dilarutkan
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.
Pupuk daundengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur
14 hst dan 21 hst. Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi
diberikan umur 30 hst dan 60 hst.
8. Pengendalian Hama Penyakit Terong
Hama
*.Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas
gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat
merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara
pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika
diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam
dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
*.Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap
cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya
daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau
perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman,
jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun
Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik
” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan
Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi
penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
*.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala
bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun
sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti
pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ”
Racun Sistemik “
*.Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon
Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja
atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih
muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga
sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan
dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 )
atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “,
jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul,
tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
*.Ulat Grayak (Spodoptera
litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang
dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur
waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan
Insektisida
*.Ulat Buah ( Helicoverpa
armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang
buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal,
dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan
dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi
kebun.
Penyakit
*. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas
solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur
cukup tinggi
Gejala serangan terjadi
kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat
lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada
akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun
terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat
sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu
lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis
Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan.
Gunakan Bakterisida
*.Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora
sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya
bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan
Fungisida
*.Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp,
Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak
kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
*.Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium
melongena
Gejala bercak-bercak melekuk
dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
*.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk
berwarna coklat
*.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia
solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan
akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
9. Panen
Panen pertama terong dapat
dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah
munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum
keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur
10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya
cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna
ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna
daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan
seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen
dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan
yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun
kwantitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terong sangat
mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terong dapat hidup
didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 –
25 derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan
pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan
mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah
pada awal musim kemarau.
Terong banyak
macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung
kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk
bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang
silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung
bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong pada
umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji terong yang betul-betul
berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar
dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan
dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan
semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu
dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan
bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu
dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman,
pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit.
Terong pada
masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang menyerang
tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam,
lalat buah, lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat
jengkal dan ulat tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah
bakteri dan virus. Cara pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan
kimia.
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam.
B. Saran
Rawatlah
tanaman denganprosedur yang telah ada karena bila dirawat dengan baik tanaman
dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau
pagi hari terutama saat musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang
tepat karena buah sedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-
makalah-yang-baik- dan-benar.html
http://Tanaman
Terong.com/cara- budidaya-Tanaman.html
http://istono-
girimulyo.blogspot.com/2012/11 /cara-budidaya-Tanaman terong. Html
http://google.com. Budidaya terong.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar