KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah - Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Cara Budidaya Bawang Daun ini yang
merupakan tugas dari mata pelajaran Prakarya dengan sebaik-baiknya. Semua ini
tak lepas dari motivasi, serta semangat dan dorongan semua pihak. Makalah ini
kami buat secara detail namun singkat, agar kita semua bisa lebih mudah
mengerti dan memahami Cara Budiaya Bawang Daun
Kritik
dan saran yang membangun kami harapkan terutama dari Bapak / Ibu Guru serta
pembaca, agar dalam penyusunan makalah kami yang akan datang lebih baik serta
memajukan dunia pendidikan dengan mengedepankan logika. Amin
Semoga
dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua.
Cimanggu, Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Syarat Tumbuh Bawang Daun............................................................................... 3
B. Cara Budidaya Bawang Daun................................................................................. 3
C. Pedoman Budidaya Bawang Daun......................................................................... 4
D. Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun............................................................. 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman
sayuran yang berpotensidikembangkan secara intensif dan komersil. Pemasaran
produksi bawang daun segartidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga
pasar luar negeri. Jenis bawangdaun yang diekspor ke Singapura dan Belanda
adalah bawang prei. Selain itu,permintaan bawang daun akan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya lajupertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan
terutama berasal dari perusahaanmie instantyang menggunakan bawang daun sebagai
bumbu bahan penyedap rasa(Sutrisnaet al.,2003).
Pertumbuhan produksi rata-rata bawang daun
selama periode 1989-2003 adalah sebesar 3,9% per tahun. Komponen pertumbuhan
areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas
(0,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di Indonesia (Susanto,
2006).
Bawang daun dapat tumbuh dengan optimal
jika struktur tanah mendukung, yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara
sengaja mengakibatkan berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan
oleh bawang daun (Cahyono, 2009).
Bawang daun membutuhkan perlakuan khusus
untuk dapat memperbaiki tingkat kerenyahan dan kualitas fisiknya, di mana
bawang daun yang diinginkan konsumen memiliki kualitas yang bersih, warna
tangkai dan helai daun hijau dan tidak kekuningan, keabu-abuan atau kecoklatan.
(Cahyono, 2009).
B. Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah dari laporan ini adalah:
1. Bagaimana proses budidaya bawang daun mulai dari pembibitan
sampai pasca panen?
2. Bagaimana uraian mengenai pembiayaan usahatani bawang daun ?
3. Bagaimana uraian mengenai pendapatan yang diperoleh petani dalam
budidaya bawang daun ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahuiproses budidaya bawang daun
2. Untuk mengetahui tentang pembiayaan usahatani bawang daun
3. Untuk mengetahui tentang pendapatan petani dalam budidaya bawang
daun
4. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Produksi
Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Umum Bawang
Daun
Bawang daun (Allium fistulosumL.) termasuk
dalam familiLiliaceaeyang berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang kemudian
meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan subtropis.
Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan. Sayuran ini bisa dimakan mentah dan
dimasak dalam berbagai salad dan masakan lain. Tanaman muda biasa digunakan
untuk resep khusus makanan tertentu. Bawang daun juga dapat dimanfaatkan untuk
memudahkan pencernaan dan menghilangkan lender-lendir dalam kerongkongan.
(Anonimous, 2015)
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, bawang
daun diklasifikasikan sebagai berikut. (Cahyono, 2005)
Divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisi: Angiospermae (biji berada di
dalam buah)
Kelas: Monocotyledoneae (biji tidak
berbelah)
Ordo: Liliflorae
Famili: Liliaceae
Genus: Allium
Spesies:Allium fistulosumL.
Selain spesiesAllium fistulosumL., bawang
daun memiliki banyak spesies lain yang dapat dikonsumsi daunnya, antara
lainAllium ampeloprasumL., misalnya kelompok bawang prei, bawang timur, dan
kelompok kurat;Allium schoenoprasumL, misalnya bawang kucai atauchiveyang
berdaun seperti jarum; danAllium tubrosumRotter ex. Sprengel yang juga disebut
bawang prei cina. Di samping itu, bawang daun juga masih sefamili dengan bawang
putih (Allium sativumL), bawang merah (Allium cepaL. var.ascalonicumL.), bawang
Bombay (Allium cepaL), bawang ganda(Allium odorumL), dan bawang rakkyo(Allium
chinenseG. Don). (Cahyono, 2005)
B. Deskripsi dan Morfologi Bawang Daun
1. Akar
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke
semua arah disekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar
tunggang. Perakaran bawang dauncukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang
daun dapat tumbuh dan berkembang denganbaik pada tanah yang gembur, subur, dan
mudah menyerap air. Akar tanaman berfungsi sebagaipenopang tegaknya tanaman dan
alat untuk menyerap zat-zat hara dan air. (Cahyono, 2009)
2. Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan
batang semu. Batangsejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan
terletak pada bagian dasar yang berada didalam tanah. Batang yang tampak di
permukaan tanah merupakan batang semu, terbentuk daripelepah-pelepah daun yang
saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehinggakelihatan seperti
batang. Batang semu berwarna putih atau hijau keputih-putihan dan
berdiameterantara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya. Batang sejati dan batang
semu bawang daun bersifatlunak. Fungsi batang bawang daun, selain sebagai
tempat tumbuh juga sebagai jalanmengangkut zat hara (makanan) dari akar ke daun
dan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman.
(Anonimous, 2015)
3. Daun
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang
menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Bawang prei (Allium
ampeloprasumL.) memiliki daun berbentuk pipih memanjang, tidak membentuk rongga
(seperti pita), dan bagian ujungnya meruncing. Ukuran panjang daun sangat
bervariasi, antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau
muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus. Daun tanaman bawang daun
merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap
sayuran dan memiliki rasa agak pedas. Daun juga berfungsi sebagai tempat
berlangsungnnya proses fotosintesis dan hasil fotosintesis tersebut digunakan
untuk pertumbuhan tanaman. (Cahyono, 2005)
4. Bunga
Bunga bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan
betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk payung
majemuk atau payung berganda (umbrella composite)dan berwarna putih. Tangkai
tandan bunga keluar dari dasar cakram, merupakan tunas inti yang pertama kali
muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih ramping, bulat, bagian ujungnya
membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan terbungkus oleh lapisan
daun (selundang). Bila selundang telah membuka, akan tampak kuncup-kuncup bunga
serta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83 kuntum bunga.
Panjang tangkai tandan bunga dapat mencapai 50cm atau lebih, sedangkan panjang
tangkai bunga berkisar antara 0,8-1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada
bidang lengkung yang sama karena tangkai-tangkai bunga hampir sama panjangnya.
Bunga bawang daun mekar dari luar ke arah pusat. (Cahyono, 2005)
5. Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang,
berukuran kecil berwarna hijaumuda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji
yang berukuran sangat kecil. Dalam satutandan terdapat sekitar 61-74 buah.
(Cahyono, 2005)
6. Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua
berwarna hitam,berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan
berkeping satu. Biji bawang dauntersebut dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif. Bawang daunjuga termasuk dalam tanaman
tahunan, akan tetapi secara komersial ditanam sebagai tanamansemusim. Bawang
daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang hari seperti bawangbombay,
sehingga pertumbuhan vegetative bawang daun berlangsung secara terus menerus
dantidak membentuk umbi nyata. (Anonimous, 2015)
C. Syarat Tumbuh Bawang Daun
1. Iklim
Bawang daun menghendaki suhu udara berkisar antara 19oC-24oC.
Daerah yang memiliki suhu udara tersebut adalah daerah yang memiliki ketinggian
400-1.200m di atas permukaan laut (dpl). Oleh karena itu, bawang daun sangat
cocok bila di tanam di daerah tersebut. Suhu udara yang tinggi (lebih dari
24oC) dapat menyebabkan bawang daun tidak dapat tumbuh dengan baik (tidak
sempurna). (Cahyono, 2005)
2. Tanah
Di daerah produsen bawang daun, jenis tanah yang relatif baik
untuk pertumbuhan tanaman ini adalah Andosol, Latosol, Regosol, dan sebagian
kecil pada tanah Mediteran serta Aluvial. (Rukmana, 2005)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Teknik Budidaya Bawang Daun
1. Pengolahan Lahan
Hal yang dilakukan pertama kali dalam
budidaya bawang daun adalah dengan melakukan penggemburan tanah dengan cangkul.
Kemudian membentuk bedengandengan ukuran 0,2x100 m. Lalu membuat saluran
drainase. Kemudian memberikan pupuk kandang dan ikan busuk pada tanah dengan
cara menabur.
2. Penanaman
Bibit bawang daun kemudian ditanam pada
tanah/lahan yang sudah diolah. Penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah
dengan tangan. Jarak tanam bawang daun sebesar 20x30 cm.
3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman bawang daun yang
dilakukan oleh petani diantaranya penyiraman yang dilakukan sesuai cuaca yang
ada. Kemudian petani melakukan penyiangan sekali dalam 2 minggu. Selain itu,
petani juga melakukan pemupukan dengan pupuk urea dan amophos dalam jangka
waktu 4 minggu sekali dan melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman
dengan menggunakan pestisida.
4. Panen
Setelah dilakukan pemeliharaan bawang daun
selama 2 bulan maka bawang daun sudah dapat dipanen dengan mencabut bawang daun
sampai ke akar. Kemudian bawang daun disortir dan dijual ke pasar. Petani dapat
memperoleh bawang daun sekitar 2kg/m2.
5. Pemasaran Hasil Panen
Hasil bawang daun yang sudah di panen
kemudian di jual ke pusat pasar dengan mengangkut hasil panen menggunakan mobil
barang sewaan. Bawang daun yang dijual ke pasar mempunyai harga Rp 4.000/kg.
B. Sistem Usahatani Bawang Daun
1. Bibit
Bibit merupakan faktor produksi yang paling penting dalam
usahatani bawang daun. Modal yang digunakan petani dalam pembelian bibit bawang
daun adalah sebesar Rp 1.000.000,-/sekali panen.
2. Lahan
Lahan yang digunakan oleh petani bawang daun di desa Lau Gumba,
Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah lahan milik sendiri sehingga petani
tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa lahan. Luas lahan yang
digunakan petani dalam usahatani bawang daun adalah seluas 400m2.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam
usahatani. Tenaga kerja yang ikut serta dalam usahatani bawang daun di desa Lau
Gumba adalah tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga
(TKLK).
C. Analisis Pendapatan
Usahatani Bawang Daun
Penerimaan Usahatani Bawang Daun
Penerimaan yang diperoleh petani usahatani bawang daun adalah
sebesar Rp 4.000,-/kg. Tiap 1 m2petani dapat menghasilkan 2kg bawang daun
sehingga tiap 1 m2petani memperoleh Rp 8.000,-/m2. Sehingga jumlah penerimaan
petani setiap sekali panen adalah Rp 3.200.000,-.
Biaya Usahatani Bawang Daun
Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petani dilakukan dengan
menganalisis input yang digunakan untuk usahatani bawang daun meliputi bibit,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluarga. Jumlah input yang dikeluarkan
petani dalam usahatani bawang daun adalah sebesar Rp 1.500.000,-.
PendapatanUsahatani Bawang Daun
Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh
petani adalah dengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ input yang diterima
oleh petani. Sehingga total pendapatan petani adalah sebesar Rp 1.700.00,- per
sekali panen.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penerimaan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani desa
Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah sebesar
Rp3.200.000,-/sekali panen.
2. Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petaniyangmeliputi
bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluargaadalah sebesarRp
1.500.000,-./sekali panen.
3. Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh
petanidengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ inputadalah sebesar
Rp1.700.000,-/sekali panen.
B. Saran
Saran dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.Saran bagi penulis
Sebaiknya penulis selanjutnyamengambil sumber yang lebih tepat
dan banyak sehingga menghasilkan hasil yang lebih tepat dan bermanfaat.
2.Saran bagi petani
Sebaiknyapetani mengikuti suatu pembinaan atau penyuluhan dalam
pembudidayaan bawang daun agar produksi petani lebih optimal.
3.Saran bagipemerintah
Sebaiknyapemerintah mengadakan pembinaan pada petani agar petani
dapat memproduksi hasil taninya lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus