KATA PENGANTAR
Allhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Budidaya Cabe Keriting
makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Prakarya
Kami
menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan pembuatan makalah yang akan datang.
Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambah wawasan kita tentang budidaya cabe keriting.
Cimanggu, Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Tinjauan
Umum Tanaman Cabe keriting................................................................. 3
B. Syarat
Tumbuh.......................................................................................................... 4
C. Cara
Budidaya Tanaman Cabe keriting.................................................................... 5
D. Kendala
Budidaya Cabe keriting.............................................................................. 9
E. Proses
Pemanenan Cabe keriting............................................................................. 11
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 12
B.
Saran............................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 13
BAB
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kangkung
(Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung
merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae.
Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin
pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam
yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2)
Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Kangkung
tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut
juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa
Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung
merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga
maupun untuk dijual kepsar.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna
menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi
barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai
dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari
bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di
laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan
dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas
hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif
stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan
pasar.
Tanaman
sayuran dalam ilmu pertanian disebut sebagai anggota komoditas hortikultura,
karena merupakan tanaman yang biasanya diusahakan di kebun. Dalam dunia pangan,
tanaman sayuran mengandung vitamin, mineral, sumber protein dan kalori. Kalsium
dan besi adalah diantara mineral yang terkandung di dalam sayuran, yang penting
bagi penderita kekurangan kalsium dan anemia. Yang tidak kalah pentingnya lagi
adalah kandungan serat di dalam sayuran berguna untuk memperbaiki pencernaan.
(syarief husen, dkk : 1993).
Tanaman sayuran umumnya merupakan tanaman semusim.
“Business” sayuran dengan faktor- faktor pendukungnya yang “rapuh” memerlukan
pengelolaan yang baik dan penguasaan pengetahuan (ketrampilan ) yang tinggi.
Misalnya filipina sudah mampu memproses beberapa macam hasil sayuran untuk
ekspor. Taiwan selain mampu mengekspor sayuran segar dan olahan ke Amerika
Serikat, Eropa dan negara- negara Asia Tenggara dan Selatan, negara ini juga
telah mampu mengekspor biji/benih sayuran ke negara- negara lain dengan
kualitas yang mendapat pengakuan internasional. (Syarief husen, dkk : 1993).
Kangkung
(Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal
dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan
Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa
khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten
Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Merumuskan
Jenis Botani Tanaman Kangkung
2. Merumuskan
Syarat Tumbuhnya Tanaman Kangkung
3. Menjelaskan
Cara Budidaya Tanaman Kangkung
C. Tujuan Makalah
1. Untuk
Mengetahui Jenis Botani Tanaman Kangkung
2. Untuk
Mengetahui Syarat Tumbuhnya Tanaman Kangkung
3. Untuk
Mengetahui Cara Budidaya Tanaman Kangkung
BAB
II.
PEMBAHASAN
.
A.
Botani tanaman kangkung
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan).
Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan
ke dalam:
Divisio
: Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Famili
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomoea
Species
: Ipomoea reptans .
B.
Syarat Tumbuh
Baik di
dataran rendah maupun tinggi, tanaman sayuran dapat ditanam di tanah- tanah
ataupun di sawah. Menurut strukturnya, tanah yang baik untuk ditanami sayuran
ialah tanah yang mempunyai struktur remah, tanah itu mengandung pasir 50 – 60
%, lumpur 25- 35 % dan liat 15 – 25 %. Tanah seperti itu saat musim kemarau,
tidak banyak kehilangan air, begitu juga saat musim penghujan, air mudah
meresap dalam tanah. (sugeng : 1981).
Tanah tegalan yang akan digunakan, harus dibersihkan
dari adanya pohon- pohon besar, sebab tanaman sayuran memerlukan tempat tumbuh
terbuka, sehingga tidak terhalang dari sinar matahari yang diperlukan. Pada
lahan persawahan, maka diharuskan membersihkan sisa- sisa jerami dan rerumputan
yang ada. Perlu perhatian pula tanaman apa yang ditanam sebelumnya, untuk
menanam sayuran disawah, pergiliran tanaman setidak- tidaknya diatur 1 musim dengan
tanaman sayuran dan 2 musim dengan tanaman padi dan seterusnya. Menanam sayuran
jangan sekali- kali di tanah yang bekas ditanami tembakau, rami, dan kapas,
sebab di tempat tersebut terdapat penyakit- penyakit tanaman yang sama sengan
penyakit tanaman sayuran. Tanaman sayuran akan tumbuh baik di musim kemarau,
padahal tanaman itu sendiri banyak membutuhkan air. Oleh sebab itu perlu adanya
sistem drainase untuk penyinaran saat musim kemarau. (sugeng : 1981).
Tanaman
hanya dapat tumbuh dengan baik apabila perakarannya baik. Perkembangan akar
yang baik tergantung keadaan tanah itu sendiri misalnya profil tanah, dalam
atau dangkal dan tingkat kesuburannya. Dengan kata lain, apakah akar tanaman
itu dapat menembus dan berkembang pada lapisan tanah dengan mudah atau tidak.
Tanah memberikan unsur- unsur makanan kepada tanaman. Akar tanaman mengambil
zat- zat makanan di dalam tanah yang dipergunakan untuk pertumbuhan tanaman.
Tanaman sayuran dapat ditanam di bedengan atau didalam pot. Apabila tanaman
sayuran akan ditanam di bedengan, maka persiapan lahan berupa pengolahan lahan.
Sedangkan tanaman sayuran yang di dalam pot memerlukan pengisian pot dengan
media yang baik ( tanah berkompos, tanah berpupuk kandang). Beberapa syarat
tumbuh tanaman sayuran khususnya kangkung.
1) Iklim
a) Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada
daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
b) Jumlah
curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000
mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
c) Tanaman
kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang
cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh
memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas
terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung,
maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
d) Suhu
udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai konsumen.
2) Media Tanam
a) Kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan
tidak dipengaruhi keasaman tanah.
b) Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah
membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
c) Tanaman
kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
3) Curah hujan
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman
ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput
liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak
rimbun.
4) Intensitas cahaya matahari
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga
disukai konsumen.
5) Temperatur
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap
naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila
kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi
agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
6) Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung
darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja,
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman kangkung membutuhkan
tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi
tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Hasilnya akan tetap sama
asal jangan dicampur aduk.
C.
Budidaya Tanaman Kangkung
Jenis
kangkung yang dibudidayakan oleh petani menggunakan jenis kangkung darat, bibit
diperoleh dari toko penjualan benih kangkung darat. Tanah yang ditanami berupa
gundukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, lahan berukuran ± 50 meter2 . Sistem
tumpang sari nyata diterapkan di lahan tersebut, hasil yang diperoleh hanya
atau 6 ikat per 1m2 . Masa pembibitan hingga panen memerlukan waktu 30-45 hari.
Sistem pengairan menggunakan sistem penyiraman dengan bantuan sumur yang dibuat
di sekitar lahan, atau dari irigasi sekitar. Jenis tanah latosol, berpasir.
Secara fisiologis, tanaman kangkung tumbuh subur. Petani mengeluhkan tentang
sulitnya pengendalian hama. Hama yang terdapat di tanaman kangkung ini adalah
ulat daun, dan belalang. Hasil dari kangkung di lahan ini adalah 300 ikat per
50 m2 lahan. Bila dilihat dari hasil ini sangat sedikit bila dibandingkan
dengan hasil kangkung yang biasanya. Jika biasanya hasil kangkun 400.000
ikat/ha maka jika dikonfersikan seharusnya bisa menghasilkan 2000 ikat/50 m2
Dalam
budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat
merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya
pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap
panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah
masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan
relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang
telah diberikan diawal. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang
ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan.
Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa
diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah
matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.
1. Persiapan
Lahan dan Penanaman
Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan
pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang
terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang
diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an.
Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah
Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk
menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran. Benih kangkung
darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan
tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang
tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih
yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan
menurun.
Pada
budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur
kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan
petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase
dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Untuk budidaya kangkung organik,
siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang
yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak
perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum
digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila
menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran
kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok
dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di
atas bedengan, kira-kira 20 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Penanaman
pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara
itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya
kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas
bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang
atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan
benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini
memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit
untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal
bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar. Cara yang kedua yaitu,
dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga
bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang
tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan
cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih
lama. Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak
memerlukan perakaran yang terlalu kuat.
Sebelum penanaman, sebaiknya diberikan pupuk kandang
dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50 m2. Hal tersebut
dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan ditanami.
2. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat
memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi,
daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin,
setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang
hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya
intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal
selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat
adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran
benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga
potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma
tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang
biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura)
dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan
ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas
gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena
kutu daun menyerap cairan dari tanaman. Sementara itu penyakit yang biasanya
menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila
terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin
meluas. Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan
secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu
dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang
tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba,
gadung, dan sereh wangi.
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya
relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk
mencegah terjadi over populasi, semprotkan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air,
WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air dan
disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan
dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali. Tanaman
kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.
Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo
Ipomoea panduratae). Semprotkan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air, tetapi bila
benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak
menjadi masalah.
4. Pemanenan
Budidaya
kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan
bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung
organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar
kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung
yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan
tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kangkung
(Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal
dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan
Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa
khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten
Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.
Kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan
tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki
tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah
datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak
dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Sebelum penanaman, sebaiknya
diberikan pupuk kandang dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50
m2. Hal tersebut dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan
ditanami. Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos
pada pengolahan tanah sangat diperlukan hal tersebut akan berdampak pada hasil
yang akan didapat.
B. Saran
a) Pengolahan
tanah : Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos
pada pengolahan tanah sangat diperlukan.Jika tidak menggunakan pupuk kandang
pada awal peengolahan lahan. Hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan
didapat petani dalam jangka kedepan-nya. Kemungkinan hal tersebut bisa terjadi
dikarenakan pemberian unsur hara sangat kurang.
b) Pemupukan
: Pemupukan harus dilakukan pada kisaran umur 2 minggu, dan pemupukan lanjutan
tetap dilakukan secara berkala
DAFTAR
PUSTAKA
- Mayakoe. 2010.
“Kangkung ( Ipomoea reptans )”.
http://mayak oe.wordpres s.com /2010/11 /03/page/2/. 19 Oktober 2013.
- Rian. 2013.
“Kangkung”. http://rianku stiamulyana.
blogspot.com /2013/07 /budidaya- kangkung.ht ml. 20 Oktober 2013.
- Sugeng.1981.”Bercocok
Tanam Sayuran”. Aneka Ilmu. Semarang.
- Anonim, 13 mei 13. “
Cara Budidaya Kangkung Darat Secara Komersil”. Dalam http://infota nam.blogspot
.com/2013/05 /cara- budidaya- kangkung- darat- skala.html. 7 November. 13.
- Huse,
Syarif.1993.”Budidaya Tanaman Sayuran”. Universitas Muhammaddiyah Malang
Fakultas Pertanian. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar