Rabu, 03 Oktober 2018

MAKALAH BUDIDAYA CABE RAWIT


KATA PENGANTAR


            Allhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Budidaya Cabe  Keriting  makalah ini  dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya 
            Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah yang akan datang.
            Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita tentang budidaya cabe keriting.


Cimanggu, Oktober 2018

Penyusun

















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C.     Tujuan....................................................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN
A.    Tinjauan Umum Tanaman Cabe keriting................................................................. 3
B.     Syarat Tumbuh.......................................................................................................... 4
C.     Cara Budidaya Tanaman Cabe keriting.................................................................... 5
D.    Kendala Budidaya Cabe keriting.............................................................................. 9
E.     Proses Pemanenan Cabe keriting............................................................................. 11

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13

BAB I.
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
       Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
       Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual kepsar.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.
       Tanaman sayuran dalam ilmu pertanian disebut sebagai anggota komoditas hortikultura, karena merupakan tanaman yang biasanya diusahakan di kebun. Dalam dunia pangan, tanaman sayuran mengandung vitamin, mineral, sumber protein dan kalori. Kalsium dan besi adalah diantara mineral yang terkandung di dalam sayuran, yang penting bagi penderita kekurangan kalsium dan anemia. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kandungan serat di dalam sayuran berguna untuk memperbaiki pencernaan. (syarief husen, dkk : 1993).
Tanaman sayuran umumnya merupakan tanaman semusim. “Business” sayuran dengan faktor- faktor pendukungnya yang “rapuh” memerlukan pengelolaan yang baik dan penguasaan pengetahuan (ketrampilan ) yang tinggi. Misalnya filipina sudah mampu memproses beberapa macam hasil sayuran untuk ekspor. Taiwan selain mampu mengekspor sayuran segar dan olahan ke Amerika Serikat, Eropa dan negara- negara Asia Tenggara dan Selatan, negara ini juga telah mampu mengekspor biji/benih sayuran ke negara- negara lain dengan kualitas yang mendapat pengakuan internasional. (Syarief husen, dkk : 1993).
       Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1.      Merumuskan Jenis Botani Tanaman Kangkung
2.      Merumuskan Syarat Tumbuhnya Tanaman Kangkung
3.      Menjelaskan Cara Budidaya Tanaman Kangkung

C. Tujuan Makalah
1.      Untuk Mengetahui Jenis Botani Tanaman Kangkung
2.      Untuk Mengetahui Syarat Tumbuhnya Tanaman Kangkung
3.      Untuk Mengetahui Cara Budidaya Tanaman Kangkung


BAB II.
PEMBAHASAN

.

A. Botani tanaman kangkung
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Divisio          :           Spermatophyta
Sub-divisio    :           Angiospermae
Kelas           :           Dicotyledonae
Famili           :           Convolvulaceae
Genus          :           Ipomoea
Species        :           Ipomoea reptans .

B. Syarat Tumbuh

       Baik di dataran rendah maupun tinggi, tanaman sayuran dapat ditanam di tanah- tanah ataupun di sawah. Menurut strukturnya, tanah yang baik untuk ditanami sayuran ialah tanah yang mempunyai struktur remah, tanah itu mengandung pasir 50 – 60 %, lumpur 25- 35 % dan liat 15 – 25 %. Tanah seperti itu saat musim kemarau, tidak banyak kehilangan air, begitu juga saat musim penghujan, air mudah meresap dalam tanah. (sugeng : 1981).
Tanah tegalan yang akan digunakan, harus dibersihkan dari adanya pohon- pohon besar, sebab tanaman sayuran memerlukan tempat tumbuh terbuka, sehingga tidak terhalang dari sinar matahari yang diperlukan. Pada lahan persawahan, maka diharuskan membersihkan sisa- sisa jerami dan rerumputan yang ada. Perlu perhatian pula tanaman apa yang ditanam sebelumnya, untuk menanam sayuran disawah, pergiliran tanaman setidak- tidaknya diatur 1 musim dengan tanaman sayuran dan 2 musim dengan tanaman padi dan seterusnya. Menanam sayuran jangan sekali- kali di tanah yang bekas ditanami tembakau, rami, dan kapas, sebab di tempat tersebut terdapat penyakit- penyakit tanaman yang sama sengan penyakit tanaman sayuran. Tanaman sayuran akan tumbuh baik di musim kemarau, padahal tanaman itu sendiri banyak membutuhkan air. Oleh sebab itu perlu adanya sistem drainase untuk penyinaran saat musim kemarau. (sugeng : 1981).
       Tanaman hanya dapat tumbuh dengan baik apabila perakarannya baik. Perkembangan akar yang baik tergantung keadaan tanah itu sendiri misalnya profil tanah, dalam atau dangkal dan tingkat kesuburannya. Dengan kata lain, apakah akar tanaman itu dapat menembus dan berkembang pada lapisan tanah dengan mudah atau tidak. Tanah memberikan unsur- unsur makanan kepada tanaman. Akar tanaman mengambil zat- zat makanan di dalam tanah yang dipergunakan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman sayuran dapat ditanam di bedengan atau didalam pot. Apabila tanaman sayuran akan ditanam di bedengan, maka persiapan lahan berupa pengolahan lahan. Sedangkan tanaman sayuran yang di dalam pot memerlukan pengisian pot dengan media yang baik ( tanah berkompos, tanah berpupuk kandang). Beberapa syarat tumbuh tanaman sayuran khususnya kangkung.
1) Iklim
a)      Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
b)      Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
c)      Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
d)      Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
2) Media Tanam
a)      Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
b)      Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
c)      Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
3) Curah hujan
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
4) Intensitas cahaya matahari
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
5) Temperatur
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
6) Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

C. Budidaya Tanaman Kangkung

       Jenis kangkung yang dibudidayakan oleh petani menggunakan jenis kangkung darat, bibit diperoleh dari toko penjualan benih kangkung darat. Tanah yang ditanami berupa gundukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, lahan berukuran ± 50 meter2 . Sistem tumpang sari nyata diterapkan di lahan tersebut, hasil yang diperoleh hanya atau 6 ikat per 1m2 . Masa pembibitan hingga panen memerlukan waktu 30-45 hari. Sistem pengairan menggunakan sistem penyiraman dengan bantuan sumur yang dibuat di sekitar lahan, atau dari irigasi sekitar. Jenis tanah latosol, berpasir. Secara fisiologis, tanaman kangkung tumbuh subur. Petani mengeluhkan tentang sulitnya pengendalian hama. Hama yang terdapat di tanaman kangkung ini adalah ulat daun, dan belalang. Hasil dari kangkung di lahan ini adalah 300 ikat per 50 m2 lahan. Bila dilihat dari hasil ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil kangkung yang biasanya. Jika biasanya hasil kangkun 400.000 ikat/ha maka jika dikonfersikan seharusnya bisa menghasilkan 2000 ikat/50 m2
       Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.

1.  Persiapan Lahan dan Penanaman

Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran. Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.

       Pada budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 20 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

       Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar. Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama. Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.

Sebelum penanaman, sebaiknya diberikan pupuk kandang dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50 m2. Hal tersebut dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan ditanami.

2. Pemeliharaan Tanaman
       Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
       Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.


3. Pengendalian Hama dan Penyakit

       Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman. Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas. Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali. Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Semprotkan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.

4.  Pemanenan

       Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.
 



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
       Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.
       Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Sebelum penanaman, sebaiknya diberikan pupuk kandang dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50 m2. Hal tersebut dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan ditanami. Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat diperlukan hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan didapat.

B. Saran
a)      Pengolahan tanah : Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat diperlukan.Jika tidak menggunakan pupuk kandang pada awal peengolahan lahan. Hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan didapat petani dalam jangka kedepan-nya. Kemungkinan hal tersebut bisa terjadi dikarenakan pemberian unsur hara sangat kurang.
b)      Pemupukan : Pemupukan harus dilakukan pada kisaran umur 2 minggu, dan pemupukan lanjutan tetap dilakukan secara berkala




DAFTAR PUSTAKA

- Mayakoe. 2010. “Kangkung ( Ipomoea reptans )”.  http://mayak oe.wordpres s.com /2010/11 /03/page/2/. 19 Oktober 2013.
- Rian. 2013. “Kangkung”.  http://rianku stiamulyana. blogspot.com /2013/07 /budidaya- kangkung.ht ml. 20 Oktober 2013.
- Sugeng.1981.”Bercocok Tanam Sayuran”. Aneka Ilmu. Semarang.
- Anonim, 13 mei 13. “ Cara Budidaya Kangkung Darat Secara Komersil”. Dalam http://infota nam.blogspot .com/2013/05 /cara- budidaya- kangkung- darat- skala.html. 7 November. 13.
- Huse, Syarif.1993.”Budidaya Tanaman Sayuran”. Universitas Muhammaddiyah Malang Fakultas Pertanian. Malang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar