Rabu, 03 Oktober 2018

MAKALAH BUDIDAYA CABE MERAH


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah - Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Cara Budidaya Bawang Daun ini yang merupakan tugas dari mata pelajaran Prakarya dengan sebaik-baiknya. Semua ini tak lepas dari motivasi, serta semangat dan dorongan semua pihak. Makalah ini kami buat secara detail namun singkat, agar kita semua bisa lebih mudah mengerti dan memahami Cara Budiaya Bawang Daun
            Kritik dan saran yang membangun kami harapkan terutama dari Bapak / Ibu Guru serta pembaca, agar dalam penyusunan makalah kami yang akan datang lebih baik serta memajukan dunia pendidikan dengan mengedepankan logika. Amin
            Semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua.


Cimanggu, Oktober 2018

Penyusun

















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Syarat Tumbuh Bawang Daun............................................................................... 3
B. Cara Budidaya Bawang Daun................................................................................. 3
C. Pedoman Budidaya Bawang Daun......................................................................... 4
D. Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun............................................................. 6
   
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensidikembangkan secara intensif dan komersil. Pemasaran produksi bawang daun segartidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar luar negeri. Jenis bawangdaun yang diekspor ke Singapura dan Belanda adalah bawang prei. Selain itu,permintaan bawang daun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya lajupertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaanmie instantyang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa(Sutrisnaet al.,2003).
Pertumbuhan produksi rata-rata bawang daun selama periode 1989-2003 adalah sebesar 3,9% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas (0,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di Indonesia (Susanto, 2006).
Bawang daun dapat tumbuh dengan optimal jika struktur tanah mendukung, yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara sengaja mengakibatkan berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh bawang daun (Cahyono, 2009).
Bawang daun membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat memperbaiki tingkat kerenyahan dan kualitas fisiknya, di mana bawang daun yang diinginkan konsumen memiliki kualitas yang bersih, warna tangkai dan helai daun hijau dan tidak kekuningan, keabu-abuan atau kecoklatan. (Cahyono, 2009).

B.  Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah dari laporan ini adalah:
1.      Bagaimana proses budidaya bawang daun mulai dari pembibitan sampai pasca panen?
2.      Bagaimana uraian mengenai pembiayaan usahatani bawang daun ?
3.      Bagaimana uraian mengenai pendapatan yang diperoleh petani dalam budidaya bawang daun ?


C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1.      Untuk mengetahuiproses budidaya bawang daun
2.      Untuk mengetahui tentang pembiayaan usahatani bawang daun
3.      Untuk mengetahui tentang pendapatan petani dalam budidaya bawang daun
4.      Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Botani Umum Bawang Daun
Bawang daun (Allium fistulosumL.) termasuk dalam familiLiliaceaeyang berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang kemudian meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan subtropis. Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan. Sayuran ini bisa dimakan mentah dan dimasak dalam berbagai salad dan masakan lain. Tanaman muda biasa digunakan untuk resep khusus makanan tertentu. Bawang daun juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pencernaan dan menghilangkan lender-lendir dalam kerongkongan.
(Anonimous, 2015)
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, bawang daun diklasifikasikan sebagai berikut. (Cahyono, 2005)
Divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisi: Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas: Monocotyledoneae (biji tidak berbelah)
Ordo: Liliflorae
Famili: Liliaceae
Genus: Allium
Spesies:Allium fistulosumL.
Selain spesiesAllium fistulosumL., bawang daun memiliki banyak spesies lain yang dapat dikonsumsi daunnya, antara lainAllium ampeloprasumL., misalnya kelompok bawang prei, bawang timur, dan kelompok kurat;Allium schoenoprasumL, misalnya bawang kucai atauchiveyang berdaun seperti jarum; danAllium tubrosumRotter ex. Sprengel yang juga disebut bawang prei cina. Di samping itu, bawang daun juga masih sefamili dengan bawang putih (Allium sativumL), bawang merah (Allium cepaL. var.ascalonicumL.), bawang Bombay (Allium cepaL), bawang ganda(Allium odorumL), dan bawang rakkyo(Allium chinenseG. Don). (Cahyono, 2005)

B. Deskripsi dan Morfologi Bawang Daun
1. Akar
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua arah disekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang. Perakaran bawang dauncukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan berkembang denganbaik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air. Akar tanaman berfungsi sebagaipenopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat hara dan air. (Cahyono, 2009)

2. Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu. Batangsejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian dasar yang berada didalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah merupakan batang semu, terbentuk daripelepah-pelepah daun yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehinggakelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih atau hijau keputih-putihan dan berdiameterantara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya. Batang sejati dan batang semu bawang daun bersifatlunak. Fungsi batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh juga sebagai jalanmengangkut zat hara (makanan) dari akar ke daun dan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman.
(Anonimous, 2015)

3. Daun
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Bawang prei (Allium ampeloprasumL.) memiliki daun berbentuk pipih memanjang, tidak membentuk rongga (seperti pita), dan bagian ujungnya meruncing. Ukuran panjang daun sangat bervariasi, antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus. Daun tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran dan memiliki rasa agak pedas. Daun juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnnya proses fotosintesis dan hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan tanaman. (Cahyono, 2005)

4. Bunga
Bunga bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung berganda (umbrella composite)dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram, merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih ramping, bulat, bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan terbungkus oleh lapisan daun (selundang). Bila selundang telah membuka, akan tampak kuncup-kuncup bunga serta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83 kuntum bunga. Panjang tangkai tandan bunga dapat mencapai 50cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8-1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama karena tangkai-tangkai bunga hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar ke arah pusat. (Cahyono, 2005)

5. Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil berwarna hijaumuda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran sangat kecil. Dalam satutandan terdapat sekitar 61-74 buah.
(Cahyono, 2005)

6. Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam,berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji bawang dauntersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Bawang daunjuga termasuk dalam tanaman tahunan, akan tetapi secara komersial ditanam sebagai tanamansemusim. Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang hari seperti bawangbombay, sehingga pertumbuhan vegetative bawang daun berlangsung secara terus menerus dantidak membentuk umbi nyata. (Anonimous, 2015)

C. Syarat Tumbuh Bawang Daun
1. Iklim
Bawang daun menghendaki suhu udara berkisar antara 19oC-24oC. Daerah yang memiliki suhu udara tersebut adalah daerah yang memiliki ketinggian 400-1.200m di atas permukaan laut (dpl). Oleh karena itu, bawang daun sangat cocok bila di tanam di daerah tersebut. Suhu udara yang tinggi (lebih dari 24oC) dapat menyebabkan bawang daun tidak dapat tumbuh dengan baik (tidak sempurna). (Cahyono, 2005)

2. Tanah
Di daerah produsen bawang daun, jenis tanah yang relatif baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah Andosol, Latosol, Regosol, dan sebagian kecil pada tanah Mediteran serta Aluvial. (Rukmana, 2005)



BAB III
PEMBAHASAN


A. Teknik Budidaya Bawang Daun
1. Pengolahan Lahan
Hal yang dilakukan pertama kali dalam budidaya bawang daun adalah dengan melakukan penggemburan tanah dengan cangkul. Kemudian membentuk bedengandengan ukuran 0,2x100 m. Lalu membuat saluran drainase. Kemudian memberikan pupuk kandang dan ikan busuk pada tanah dengan cara menabur.
2. Penanaman
Bibit bawang daun kemudian ditanam pada tanah/lahan yang sudah diolah. Penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah dengan tangan. Jarak tanam bawang daun sebesar 20x30 cm.
3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman bawang daun yang dilakukan oleh petani diantaranya penyiraman yang dilakukan sesuai cuaca yang ada. Kemudian petani melakukan penyiangan sekali dalam 2 minggu. Selain itu, petani juga melakukan pemupukan dengan pupuk urea dan amophos dalam jangka waktu 4 minggu sekali dan melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida.
4. Panen
Setelah dilakukan pemeliharaan bawang daun selama 2 bulan maka bawang daun sudah dapat dipanen dengan mencabut bawang daun sampai ke akar. Kemudian bawang daun disortir dan dijual ke pasar. Petani dapat memperoleh bawang daun sekitar 2kg/m2.
5. Pemasaran Hasil Panen
Hasil bawang daun yang sudah di panen kemudian di jual ke pusat pasar dengan mengangkut hasil panen menggunakan mobil barang sewaan. Bawang daun yang dijual ke pasar mempunyai harga Rp 4.000/kg.



B. Sistem Usahatani Bawang Daun
1. Bibit
Bibit merupakan faktor produksi yang paling penting dalam usahatani bawang daun. Modal yang digunakan petani dalam pembelian bibit bawang daun adalah sebesar Rp 1.000.000,-/sekali panen.
2. Lahan
Lahan yang digunakan oleh petani bawang daun di desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah lahan milik sendiri sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa lahan. Luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani bawang daun adalah seluas 400m2.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam usahatani. Tenaga kerja yang ikut serta dalam usahatani bawang daun di desa Lau Gumba adalah tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).

C.  Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Daun
Penerimaan Usahatani Bawang Daun
Penerimaan yang diperoleh petani usahatani bawang daun adalah sebesar Rp 4.000,-/kg. Tiap 1 m2petani dapat menghasilkan 2kg bawang daun sehingga tiap 1 m2petani memperoleh Rp 8.000,-/m2. Sehingga jumlah penerimaan petani setiap sekali panen adalah Rp 3.200.000,-.
Biaya Usahatani Bawang Daun
Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petani dilakukan dengan menganalisis input yang digunakan untuk usahatani bawang daun meliputi bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluarga. Jumlah input yang dikeluarkan petani dalam usahatani bawang daun adalah sebesar Rp 1.500.000,-.
PendapatanUsahatani Bawang Daun
Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani adalah dengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ input yang diterima oleh petani. Sehingga total pendapatan petani adalah sebesar Rp 1.700.00,- per sekali panen.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1.      Penerimaan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah sebesar Rp3.200.000,-/sekali panen.
2.      Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petaniyangmeliputi bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluargaadalah sebesarRp 1.500.000,-./sekali panen.
3.      Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petanidengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ inputadalah sebesar Rp1.700.000,-/sekali panen.

B. Saran
Saran dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.Saran bagi penulis
Sebaiknya penulis selanjutnyamengambil sumber yang lebih tepat dan banyak sehingga menghasilkan hasil yang lebih tepat dan bermanfaat.
2.Saran bagi petani
Sebaiknyapetani mengikuti suatu pembinaan atau penyuluhan dalam pembudidayaan bawang daun agar produksi petani lebih optimal.
3.Saran bagipemerintah
Sebaiknyapemerintah mengadakan pembinaan pada petani agar petani dapat memproduksi hasil taninya lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/796/3/BAB%20II.pdf.Diakses pada tanggal 20 Mei 2015
Cahyono, B , 2009.Bawang Daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Cahyono, B. 2005.Bawang Daun Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Rukmana, R. 2005.Budidaya bawang daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutanto, R. 2006.Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutrisna, N., I. Ishaq, dan S. Suwalan. 2003. Kajian Rakitan Teknologi Budidaya
Bawang Daun (Allium fishrlostlnzL.) pada Lahan Dataran Tinggi di Bandung, Jawa Barat.Jurnal Pengembangan Teknik Pertanian

MAKALAH BUDIDAYA TOMAT DI POLYBAG


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah - Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Cara Budidaya Bawang Daun ini yang merupakan tugas dari mata pelajaran Prakarya dengan sebaik-baiknya. Semua ini tak lepas dari motivasi, serta semangat dan dorongan semua pihak. Makalah ini kami buat secara detail namun singkat, agar kita semua bisa lebih mudah mengerti dan memahami Cara Budiaya Bawang Daun
            Kritik dan saran yang membangun kami harapkan terutama dari Bapak / Ibu Guru serta pembaca, agar dalam penyusunan makalah kami yang akan datang lebih baik serta memajukan dunia pendidikan dengan mengedepankan logika. Amin
            Semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua.


Cimanggu, Oktober 2018

Penyusun

















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Syarat Tumbuh Bawang Daun............................................................................... 3
B. Cara Budidaya Bawang Daun................................................................................. 3
C. Pedoman Budidaya Bawang Daun......................................................................... 4
D. Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun............................................................. 6
   
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensidikembangkan secara intensif dan komersil. Pemasaran produksi bawang daun segartidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar luar negeri. Jenis bawangdaun yang diekspor ke Singapura dan Belanda adalah bawang prei. Selain itu,permintaan bawang daun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya lajupertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaanmie instantyang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa(Sutrisnaet al.,2003).
Pertumbuhan produksi rata-rata bawang daun selama periode 1989-2003 adalah sebesar 3,9% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas (0,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di Indonesia (Susanto, 2006).
Bawang daun dapat tumbuh dengan optimal jika struktur tanah mendukung, yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara sengaja mengakibatkan berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh bawang daun (Cahyono, 2009).
Bawang daun membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat memperbaiki tingkat kerenyahan dan kualitas fisiknya, di mana bawang daun yang diinginkan konsumen memiliki kualitas yang bersih, warna tangkai dan helai daun hijau dan tidak kekuningan, keabu-abuan atau kecoklatan. (Cahyono, 2009).

B.  Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah dari laporan ini adalah:
1.      Bagaimana proses budidaya bawang daun mulai dari pembibitan sampai pasca panen?
2.      Bagaimana uraian mengenai pembiayaan usahatani bawang daun ?
3.      Bagaimana uraian mengenai pendapatan yang diperoleh petani dalam budidaya bawang daun ?


C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1.      Untuk mengetahuiproses budidaya bawang daun
2.      Untuk mengetahui tentang pembiayaan usahatani bawang daun
3.      Untuk mengetahui tentang pendapatan petani dalam budidaya bawang daun
4.      Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Botani Umum Bawang Daun
Bawang daun (Allium fistulosumL.) termasuk dalam familiLiliaceaeyang berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang kemudian meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan subtropis. Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan. Sayuran ini bisa dimakan mentah dan dimasak dalam berbagai salad dan masakan lain. Tanaman muda biasa digunakan untuk resep khusus makanan tertentu. Bawang daun juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pencernaan dan menghilangkan lender-lendir dalam kerongkongan.
(Anonimous, 2015)
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, bawang daun diklasifikasikan sebagai berikut. (Cahyono, 2005)
Divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisi: Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas: Monocotyledoneae (biji tidak berbelah)
Ordo: Liliflorae
Famili: Liliaceae
Genus: Allium
Spesies:Allium fistulosumL.
Selain spesiesAllium fistulosumL., bawang daun memiliki banyak spesies lain yang dapat dikonsumsi daunnya, antara lainAllium ampeloprasumL., misalnya kelompok bawang prei, bawang timur, dan kelompok kurat;Allium schoenoprasumL, misalnya bawang kucai atauchiveyang berdaun seperti jarum; danAllium tubrosumRotter ex. Sprengel yang juga disebut bawang prei cina. Di samping itu, bawang daun juga masih sefamili dengan bawang putih (Allium sativumL), bawang merah (Allium cepaL. var.ascalonicumL.), bawang Bombay (Allium cepaL), bawang ganda(Allium odorumL), dan bawang rakkyo(Allium chinenseG. Don). (Cahyono, 2005)

B. Deskripsi dan Morfologi Bawang Daun
1. Akar
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua arah disekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang. Perakaran bawang dauncukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan berkembang denganbaik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air. Akar tanaman berfungsi sebagaipenopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat hara dan air. (Cahyono, 2009)

2. Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu. Batangsejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian dasar yang berada didalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah merupakan batang semu, terbentuk daripelepah-pelepah daun yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehinggakelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih atau hijau keputih-putihan dan berdiameterantara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya. Batang sejati dan batang semu bawang daun bersifatlunak. Fungsi batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh juga sebagai jalanmengangkut zat hara (makanan) dari akar ke daun dan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman.
(Anonimous, 2015)

3. Daun
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Bawang prei (Allium ampeloprasumL.) memiliki daun berbentuk pipih memanjang, tidak membentuk rongga (seperti pita), dan bagian ujungnya meruncing. Ukuran panjang daun sangat bervariasi, antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus. Daun tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran dan memiliki rasa agak pedas. Daun juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnnya proses fotosintesis dan hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan tanaman. (Cahyono, 2005)

4. Bunga
Bunga bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung berganda (umbrella composite)dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram, merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih ramping, bulat, bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan terbungkus oleh lapisan daun (selundang). Bila selundang telah membuka, akan tampak kuncup-kuncup bunga serta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83 kuntum bunga. Panjang tangkai tandan bunga dapat mencapai 50cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8-1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama karena tangkai-tangkai bunga hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar ke arah pusat. (Cahyono, 2005)

5. Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil berwarna hijaumuda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran sangat kecil. Dalam satutandan terdapat sekitar 61-74 buah.
(Cahyono, 2005)

6. Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam,berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji bawang dauntersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Bawang daunjuga termasuk dalam tanaman tahunan, akan tetapi secara komersial ditanam sebagai tanamansemusim. Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang hari seperti bawangbombay, sehingga pertumbuhan vegetative bawang daun berlangsung secara terus menerus dantidak membentuk umbi nyata. (Anonimous, 2015)

C. Syarat Tumbuh Bawang Daun
1. Iklim
Bawang daun menghendaki suhu udara berkisar antara 19oC-24oC. Daerah yang memiliki suhu udara tersebut adalah daerah yang memiliki ketinggian 400-1.200m di atas permukaan laut (dpl). Oleh karena itu, bawang daun sangat cocok bila di tanam di daerah tersebut. Suhu udara yang tinggi (lebih dari 24oC) dapat menyebabkan bawang daun tidak dapat tumbuh dengan baik (tidak sempurna). (Cahyono, 2005)

2. Tanah
Di daerah produsen bawang daun, jenis tanah yang relatif baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah Andosol, Latosol, Regosol, dan sebagian kecil pada tanah Mediteran serta Aluvial. (Rukmana, 2005)



BAB III
PEMBAHASAN


A. Teknik Budidaya Bawang Daun
1. Pengolahan Lahan
Hal yang dilakukan pertama kali dalam budidaya bawang daun adalah dengan melakukan penggemburan tanah dengan cangkul. Kemudian membentuk bedengandengan ukuran 0,2x100 m. Lalu membuat saluran drainase. Kemudian memberikan pupuk kandang dan ikan busuk pada tanah dengan cara menabur.
2. Penanaman
Bibit bawang daun kemudian ditanam pada tanah/lahan yang sudah diolah. Penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah dengan tangan. Jarak tanam bawang daun sebesar 20x30 cm.
3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman bawang daun yang dilakukan oleh petani diantaranya penyiraman yang dilakukan sesuai cuaca yang ada. Kemudian petani melakukan penyiangan sekali dalam 2 minggu. Selain itu, petani juga melakukan pemupukan dengan pupuk urea dan amophos dalam jangka waktu 4 minggu sekali dan melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida.
4. Panen
Setelah dilakukan pemeliharaan bawang daun selama 2 bulan maka bawang daun sudah dapat dipanen dengan mencabut bawang daun sampai ke akar. Kemudian bawang daun disortir dan dijual ke pasar. Petani dapat memperoleh bawang daun sekitar 2kg/m2.
5. Pemasaran Hasil Panen
Hasil bawang daun yang sudah di panen kemudian di jual ke pusat pasar dengan mengangkut hasil panen menggunakan mobil barang sewaan. Bawang daun yang dijual ke pasar mempunyai harga Rp 4.000/kg.



B. Sistem Usahatani Bawang Daun
1. Bibit
Bibit merupakan faktor produksi yang paling penting dalam usahatani bawang daun. Modal yang digunakan petani dalam pembelian bibit bawang daun adalah sebesar Rp 1.000.000,-/sekali panen.
2. Lahan
Lahan yang digunakan oleh petani bawang daun di desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah lahan milik sendiri sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa lahan. Luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani bawang daun adalah seluas 400m2.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam usahatani. Tenaga kerja yang ikut serta dalam usahatani bawang daun di desa Lau Gumba adalah tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).

C.  Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Daun
Penerimaan Usahatani Bawang Daun
Penerimaan yang diperoleh petani usahatani bawang daun adalah sebesar Rp 4.000,-/kg. Tiap 1 m2petani dapat menghasilkan 2kg bawang daun sehingga tiap 1 m2petani memperoleh Rp 8.000,-/m2. Sehingga jumlah penerimaan petani setiap sekali panen adalah Rp 3.200.000,-.
Biaya Usahatani Bawang Daun
Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petani dilakukan dengan menganalisis input yang digunakan untuk usahatani bawang daun meliputi bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluarga. Jumlah input yang dikeluarkan petani dalam usahatani bawang daun adalah sebesar Rp 1.500.000,-.
PendapatanUsahatani Bawang Daun
Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani adalah dengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ input yang diterima oleh petani. Sehingga total pendapatan petani adalah sebesar Rp 1.700.00,- per sekali panen.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1.      Penerimaan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo adalah sebesar Rp3.200.000,-/sekali panen.
2.      Analisis terhadap biaya yang dikeluarkan petaniyangmeliputi bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja luar keluargaadalah sebesarRp 1.500.000,-./sekali panen.
3.      Analisis pendapatan usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petanidengan mengurangkan penerimaan dan biaya/ inputadalah sebesar Rp1.700.000,-/sekali panen.

B. Saran
Saran dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.Saran bagi penulis
Sebaiknya penulis selanjutnyamengambil sumber yang lebih tepat dan banyak sehingga menghasilkan hasil yang lebih tepat dan bermanfaat.
2.Saran bagi petani
Sebaiknyapetani mengikuti suatu pembinaan atau penyuluhan dalam pembudidayaan bawang daun agar produksi petani lebih optimal.
3.Saran bagipemerintah
Sebaiknyapemerintah mengadakan pembinaan pada petani agar petani dapat memproduksi hasil taninya lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/796/3/BAB%20II.pdf.Diakses pada tanggal 20 Mei 2015
Cahyono, B , 2009.Bawang Daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Cahyono, B. 2005.Bawang Daun Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Rukmana, R. 2005.Budidaya bawang daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutanto, R. 2006.Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutrisna, N., I. Ishaq, dan S. Suwalan. 2003. Kajian Rakitan Teknologi Budidaya
Bawang Daun (Allium fishrlostlnzL.) pada Lahan Dataran Tinggi di Bandung, Jawa Barat.Jurnal Pengembangan Teknik Pertanian